wakaf al quran untuk orang tua Options
wakaf al quran untuk orang tua Options
Blog Article
Jakarta - Wakaf merupakan salah satu bentuk amal jariyah yang disyariatkan dalam Islam. Secara hukum, wakaf tidak berbeda dengan infak atau amal lainnya, yaitu menyedekahkan harta benda pribadi untuk kepentingan umum.
Pelaksanaan wakaf Al Quran merupakan investasi jariyah yang akan terus mengalirkan pahala bagi pemberi wakaf, bahkan setelah meninggal dunia.
Tentu itu menjadi kewajiban kita untuk memberikan wakaf Al-Qur’an agar mereka bisa belajar dan tidak buta dengan aksara Al-Qur’an.
Pewakaf mendatangi pihak yang di pilih untuk menerima wakaf ayat suci tersebut, kemudian mengucapkan niat beserta ikrar secara jelas, lalu menyerahkan Alquran secara langsung kepada perwakilan; Apabila ingin menyerahkan melalui lembaga pengelola wakaf, maka pewakaf menyerahkan Alquran kepada lembaga tersebut untuk kemudian di salurkan kepada pihak penerima.
SAQ akan menjalankan aktivitinya tertakluk kepada kebenaran dan penambahbaikan yang akan dicadangkan oleh WUIF dari semasa ke semasa.
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Kebiasaannya, orang ramai akan menyasarkan masjid dan pusat tahfiz untuk mengagihkan wakaf agar pemberian tersebut boleh digunakan secara kerap sekaligus memberi syafaat kepada pewakaf.
Selain itu, dengan berwakaf sebenarnya kita juga berusaha untuk mencari keberkatan dalam hidup. Yang penting adalah tujuan kita berwakaf dalam mencari keredhaan Allah di samping keikhlasan kita untuk menyebarkan sedekah bagi manfaat diri dan orang lain.
Sebagai negara hukum, aktivitas wakaf di Indonesia telah diatur dalam berbagai peraturan pemerintah antara lain:
Dengan berwakaf Al Quran manfaatnya tidak hanya dirasakan almarhum/ah namun juga dirasakan si penerima wakaf karena terbantu mempelejari dan memahami ajaran agama lebih baik.
Maksudnya: Umar telah mendapat sebidang tanah di Khaibar kemudian dia datang menghadap Nabi S.A.W untuk meminta pendapat berkenaan cara menguruskannya, katanya: Wahai Rasulullah! Saya telah mendapat sebidang tanah di Khaibar. Saya belum pernah memperolehi harta yang lebih baik daripada ini. Baginda bersabda: Jika kamu suka, tahanlah tanah itu (wakafkanlah tanah itu) dan kamu sedekahkan manfaatnya. Lalu Umar mengeluarkan sedekah dari hasil tanah itu dengan syarat tanahnya tidak boleh dijual dan dibeli serta diwarisi atau dihadiahkan.
Berdasarkan here pengertian fuqaha di atas, dapat dirumuskan bahawa wakaf ialah satu amalan dengan menyerahkan sebahagian harta dimiliki untuk dimanfaatkan oleh masyarakat bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berbeza dengan konsep wakaf tradisional, keutamaan diberikan kepada usaha menghimpun dan melipatgandakan nilai jangka panjang harta dan dana wakaf di bawah seliaannya.
Allah S.W.T telah mensyariatkan wakaf, menganjur dan menjadikannya sebagai salah satu agenda untuk mendampingkan diri kepadanya dan memberikan pahala yang cukup besar bagi sesiapa yang menginfaqkan harta mereka ke jalan Allah Taala sebagaimana firman Allah SWT yang bermaksud: